Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Sumber Air Kali Sengkarang (Pencongan) Pekalongan

dari sinilah salah satu sumber Sungai Sengkarang / Kali Pencongan. mengalir membelah Pekalongan sejauh 52 kilometer, dari pegunungan serayu utara yang akhirnya bermuara di laut jawa. Sungai Sengkarang sendiri merupakan induk pertemuan dari banyak aliran anak sungai. sumber mata air pertamanya berada di antara dukuh Kumenyep dan Igir Gede di Petungkriyono, lalu bertemu dengan aliran Curug Bajing, d i bawah bukit Perbuta bertemulah dengan aliran Kali Pakis juga Kali Planangan. mengalir ke barat laut ke wilayah Lebakbarang, tepat di kaki bukit Pronggo bertemu dengan Kali Candrageni juga sungai-sungai kecil lainnya. berbelok ke utara masuklah ke Karanganyar, bertemulah dengan Kali Wisnu di desa Lolong, lalu bertemu dengan Kali Blimbing di antara desa Pododadi dan Kutosari. memasuki wilayah Wonopringgo, bendungan Kletak menjadi titik pertemuan Sungai Sengkarang dengan Sungai Welo yang berasal dari mata air Dranan di gunung Kendalisodo Petungkriyono. sampai akhirnya menjelang hulu, bertemul

situs cagar budaya "watu klenteng" di desa pajomblangan kec. kedungwuni kab. pekalongan.

  berbekal informasi dari seorang teman mengenai keberadaan sebuah benda cagar budaya berupa yoni di desa tersebut maka mebuat diri saya berkunjung ke sana. adalah berupa Yoni atau masyarakat menyebutnya sebagai Watu Klenteng yang kini disimpan di balai desa Pajomblangan 2 tahun terakhir ini. bersama ibu Ui Duhana dan bapak Toriq yang merupakan kepala dusun setempat menjelaskan mengenai asal muasal penemuan Yoni tersebut, berawal dari sebuah kerja bakti tahun 1976 guna pelebaran jalan tanpa disengaja warga menemukan Yoni tersebut di semak bambu yang lebat yang letaknya di sebelah timur sebuah mata air atau warga sekitar menamakanya sebagai Belik atau Jumbleng, dari sini pula muncul sebagai asal usul nama desa. tentang dekatnya lokasi Yoni dengan mata air, hal itu langsung mengingatkan pada secuil pengetahuan saya, dimana setiap tempat pemujaan pada masa lampau selalu berdekatan dengan sumber air, hal itu mengacu pada pola ketonis kepercayaan luhur mengenai pentingnya air. selain unsu

Situs Cagar Budaya Lingga Yoni Nogopertolo di desa Tlogopakis, Petungkriyono, Pekalongan.

 U ntuk mengunjunginya kita harus mengisi buku tamu dan meminta izin kepada juru kunci bernama bapak Ribut. dinamakan juru kunci karena beliau lah pemegang kuncinya, memang area situs ini selalu terkunci sejak dibangunnya pagar tembok pada tahun 2007 yang diprakasai oleh kapolres Petungkriyono saat itu bernama bapak Dewa Bagus Made Suharsa dengan maksud untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. bapak Ribut sendiri adalah juru kunci generasi ke tiga, ditunjuk menjadi juru kunci pada tahun 1992 menggantikan pamannya bapak Hasim, dimana sebelumnya dijabat kakek bapak Ribut yaitu bapak Wahid. selepas berbincang, akhirnya kami memulai perjalanan untuk menuju situs. butuh waktu sekitar 10 menit dengan jarak kurang lebih 450 meter dari ujung barat daya desa. perjalanan yang agak melelahkan menyusuri sawah, menyebrang sungai, terbayar sudah saat sampai di lokasi situs dengan pemandangan perbukitan juga persawahan yang menghampar. dapat identifikasi bahwa situs benarlah sebuah Lingga-Y