Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Bendungan Padurekso Karanganyar

                                            BENDUNGAN Pandurekso yang berdiri kokoh di Desa Karanggondang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan berpotensi dijadikan salah satu objek wisata di Kota Santri. Hal tersebut kemarin ditegaskan Kepala Desa Karanggondang, Ibnu Sudiyono. Menurutnya, bendungan yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1915. "Bendungan Pandurekso merupakan bangunan bersejarah yang sangat berpotensi jadi objek wisata," kata dia. Dia mengemukakan, selain bangunannya bernilai sejarah, daya tarik dari bendungan itu adalah kejernihan serta derasnya aliran air, sehingga menimbulkan suara gemericik air yang jarang dijumpai di daerah perkotaan. "Apabila akhir pekan, tepatnya hari Jumat hingga Minggu di kawasan Bendungan Pandurekso sering dikunjungi warga Kecamatan Karanganyar dan sekitarnya hanya untuk menikmati kejernihan serta suara gemericik aliran air di bendungan tersebut," ungkap dia. Karenanya, lanjut dia a

Hiii Seramnya Bendungan Kletak

                                                Bendungan Pesantren Kletak oleh masyarakat sekitar dipercaya merupakan tempat angker. Menurut warga sekitar hampir setiap tahun bendungan itu selalu memakan korban jiwa. Konon menurut cerita yang beredar bahwa bangunan tersebut dibangun oleh para pekerja yang dalam keadan tak sadar. Nama bendungan tersebut diambil berdasarkan sebuah bangunan pesantren yang dulunya berada di dekat bendungan. Konon cerita yang beredar dikalangan masyarakat, bahwa para murid pesantren tadi hilang satu persatu higga akhirnya habis. Kata Kletak sendiri berasal dari bahasa jawa yang artinya di gigit. Bendungan ini banyak dihuni oleh para mahluk gaib, dari wewe gombel, kuntilanak, gondoruwo dan tak ketinggalan para siluman. Maklum bila menjelang malam hari oleh warga sekitar suasana bendungan layaknya pasar malam. Namun yang menjadi legenda di masyrakat, bendungan Kletak sering terlihat seorang wanita yang berparas ayu menggunakan kaca mata dan kerap

Bendungan Gembiro

                                                                                                                      merupakan bendungan yang cukup dikenal di wilayah Kabupaten Pekalongan adalah Bendung Gembiro. Bendungan ini terletak di Kali Sragi di antara Desa Krandon Kecamatan Kesesi dan Desa Bukur Kecamatan Bojong. Penamaan bendungan terrsebut mengambil salah satu nama tempat terdekat bendungan yaitu Dusun Gembiro Desa Krandon. Luas seluruh kawasan bendungan ini 996 HA. Bangunan ini dibangun pada waktu penjajahan Belanda tepatnya tahun 1930. Tahun 1974 bendungan ini direhab oleh Sub Proyek Pemali-Comal dari Prosida. Lokasi sekitar bendungan ini biasa digunakan tempat nongkrong anak-muda. Pemandangan yang cukup indah dan tempat yang teduh menjadikan magnet tersendiri bagi anak muda untuk sekedar kongkow. Beberapa orang terlihat sedang memancing di sepanjang aliran kali di sekitar bendungan. Setahun sekali bendungan dibuka yang biasa masyarakat sebut dengan tradisi Bedahan. Pada

Sejarah Kantor Pos Kota Pekalongan

                  Kota Pekalongan sebagai kota pesisir yang berada Pantai Utara Jawa menjadi sebuah titik sentral bagi pemerintahan pada masa kolonial Belanda. Tak pelak jika ditetapkan sebagai ibu kota Karesidenan Pekalongan sehingga berbagai fasilitaspun didirikan diantaranya Kantor Pos Besar yang terletak di Jantung Kota kawasan Jatayu. Keberadaan Kantor Pos Besar Kota Pekalongan tidak terlepas dari sejarah panjang Pos Indonesia dimana Kantor pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik. Setelah kantor pos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan kantor pos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang

Serabi Kalibeluk, Ini Dia Ulasan Sejarahnya

sisi menarik dari  Serabi Kalibeluk . Kudapan empuk dari Desa Kalibeluk, kecamatan Warungasem, Batang ini memiliki nilai sejarah legenda yang unik. Dan menjenguk Desa Kalibeluk rasanya belum sempurna kalau tidak mencicipi serabi dan cari tahu asal-usulnya.  Jika menyusuri lorong-lorong jalan di perkampungan itu akan banyak dijumpai rumah sekaligus warung. Untuk menandai di tempat itu sebagai perajin serabi mudah saja. Jika ada rumah yang jendelanya terbuka lebar dan ada ibu-ibu sedang duduk di depan tungku pastilah itu rumah perajin serabi.  Proses pembuatan serabi menggunakan peralatan sederhana. Adonan kental dituang dalam wajan tanah di atas tunggu. Ini merupakan daya tarik tersendiri. Para pembeli bisa datang langsung ke kampung Kalibeluk sambil melihat proses pembuatannya, atau cukup membeli di pasar tradisional. Bagi masyarakat, menyantap serabi di pagi hari sama dengan sarapan, karena makan satu biji saja perut sudah terasa kenyang. Harganya pun terjangkau, satu lintin

Babalan Kidul dalam sejarah

SEJARAH DESA BABALANKIDUL  Sejarah nama desa Babalankidul dilihat dari nama pedukuhan yang ada diwilayah desa Babalankidul tidak satupun ada nama pedukuhan yang bisa ditarik kesimpulan sebagai nama desa Babalankidul, begitu juga antar pedukuhan satu dengan lainnya tidak saling berkaitan, itu bisa dilihat dari peristiwa ataupun cerita rakyat yang selama ini kita dengar. Namun demikian penulis mencoba mengungkap nama desa Babalankidul dari berbagai sumber yang ada yang dapat kami himpun baik dari sesepuh desa, tokoh masyarakat, tokoh agama / spiritual, cerita yang berkembang dimasyarakat ataupun sebuah fakta yang setidaknya mengarah pada kenyataan yang ada, didalam menyuguhkan dan menelusuri sejarah nama tersebut tidak menutup kemungkinan ada versi-versi lain diluar sepengetahuan kami. Desa Babalankidul terbagi 4 (empat) wilayah pedukuhan, yaitu : 1.      JEMBANGAN Dukuh Jembangan terletak diujung sebelah barat yang merupakan gerbang masuk desa Babalankidul dari arah barat

Sejarah Ponpes Ribatul Muta’allimin (Ribat) di Landungsari Pekalongan

Pondok Pesantren Ribatul Muta’allimin, Landungsari Pekalongan atau yang biasa juga disebut Pondok Grogolan, didirikan oleh almukarrom walmaghfur-lah K.H. Saelan pada tahun 1921 M. Beliau adalah putra dari kiai Muchsin bin Kiai Abdulloh ( Syaih Tholabuddin ) bin Kiai Chasan. Kiai Chasan ini adalah seorang kiai dari Kerajaan Mataram. Semasa muda, KH. Saelan mengaji dan menuntut ilmu kepada Kyai Maliki (Landungsari) dan Habib Hasyim (Pekalongan). Beliau juga nyantri kepada KH. Dimyati, Tremas, Pacitan dan Syaikhona KH.R. Cholil bin Abdul Latif atau biasa disebut Syeikh Cholil Bangkalan (Madura). Setelah berguru kepada kedua ulama besar tersebut, KH. Saelan kemudian mendirikan Pondok Pesantren di Desa Landungsari. Pada mulanya KH. Saelan mendirikan Pondok Pesantren dengan membangun sebuah surau (musholla) kecil yang sederhana dengan atap daun rumbia dan lantainya masih berupa tanah. Di surau itulah KH. Saelan mengajar santri-santrinya dengan sistem pengajian sorogan dan bandungan. Mul

Arsip Singkat Sejarah Desa Ketitang Bojong

Dahulu pada jaman penjajahan Belanda, kolonial Belanda juga menjajah wilayah Kabupaten Pekalongan khususnya diwilayah Desa Ketitanglor Kecamatan Bojong.  Ketitang berasal dari kata KANTETAN, yaitu nama sebuah desa pada masa itu, namun kata KANTETAN itu sulit dulafalkan oleh orang-orang Belanda, karena lidah kolonial yang tidak fasih dalam mengeja suku kata. bagi warga pribumi pelafalan kata KANTETAN yang diucapkan orang-orang Belanda tersebut didengarnya dengan KETITANG, karena pada waktu itu hampir semua warga pribumi mengalami trauma psikis yang begitu hebat apabila bertemu ataupun berucap dengan penjajah. Desa KANTETAN itulah nama sebuah desa yang berada diwilayah Kecamatan Bojong, Desa yang pada awalnya hidup dalam kedamaian dan ketentraman berubah setelah datangnya kolonial penjajah Belanda, dengan system politik Devide Et Impera yaitu system politik mengadu domba, penjajah Belanda pun melancarkan aksinya di Desa KANTETAN, dengan maksdu dan tujuan agar warga pribumi tidak hid

Kamus Bahasa Jawa Dialek Pekalongan

Bahasa Jawa Pekalongan  atau  Dialek Pekalongan  adalah salah satu dari dialek-dialek  Bahasa Jawa  yang dituturkan di pesisir utara tanah Jawa, yaitu daerah  Jawa Tengah  terutama di  Kota Pekalongan  dan  Kabupaten Pekalongan . Dialek Pekalongan termasuk bahasa "antara" yang dipergunakan antara daerah  Tegal  (bagian barat),  Weleri  (bagian timur), dan daerah  Pegunungan Kendeng  (bagian selatan). Dialek Pekalongan termasuk dialek Bahasa Jawa yang "sederhana" namun "komunikatif". Meskipun ada di Jawa Tengah, dialek Pekalongan berbeda dengan daerah pesisir Jawa lainnya, contohnya Tegal, Weleri/Kendal, dan Semarang. Namun oleh orang  Jogya  atau  Solo , dialek itu termasuk kasar dan sulit dimengerti, sementara oleh orang Tegal dianggap termasuk dialek yang sederajat namun juga sulit dimengerti. Pada abad ke-15 hingga abad ke-17, Pekalongan termasuk daerah Kesultanan Mataram. Awalnya dialek Pekalongan tak berbeda dengan bahasa yang dipergunakan di d