Langsung ke konten utama

Hiii Seramnya Bendungan Kletak

                                     
         

Bendungan Pesantren Kletak oleh masyarakat sekitar dipercaya merupakan tempat angker. Menurut warga sekitar hampir setiap tahun bendungan itu selalu memakan korban jiwa. Konon menurut cerita yang beredar bahwa bangunan tersebut dibangun oleh para pekerja yang dalam keadan tak sadar.
Nama bendungan tersebut diambil berdasarkan sebuah bangunan pesantren yang dulunya berada di dekat bendungan. Konon cerita yang beredar dikalangan masyarakat, bahwa para murid pesantren tadi hilang satu persatu higga akhirnya habis. Kata Kletak sendiri berasal dari bahasa jawa yang artinya di gigit.
Bendungan ini banyak dihuni oleh para mahluk gaib, dari wewe gombel, kuntilanak, gondoruwo dan tak ketinggalan para siluman. Maklum bila menjelang malam hari oleh warga sekitar suasana bendungan layaknya pasar malam.
Namun yang menjadi legenda di masyrakat, bendungan Kletak sering terlihat seorang wanita yang berparas ayu menggunakan kaca mata dan kerap mencari seorang pria dari warga sekitar yang bakal dijadikan pacar. Ada juga sesosok mahluk penguasa bendungan yang berwujud tinggi besar dan memilki rambut yang berasal dari kawat.
Para korban yang tenggelam kebanyakan berasal dari daerah luar bendungan, biasanya seseorang yang berada di sekitar bendungan akan hilang kesadarannya seperti orang linglung. Oleh sebab itu di sekitar bendungan jarang sekali ditemui seseorang yang asik bermain air, karena terkenal keangkerannya jadi warga enggan mendekati bendungan Pesantren Kletak tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Bahasa Jawa Dialek Pekalongan

Bahasa Jawa Pekalongan  atau  Dialek Pekalongan  adalah salah satu dari dialek-dialek  Bahasa Jawa  yang dituturkan di pesisir utara tanah Jawa, yaitu daerah  Jawa Tengah  terutama di  Kota Pekalongan  dan  Kabupaten Pekalongan . Dialek Pekalongan termasuk bahasa "antara" yang dipergunakan antara daerah  Tegal  (bagian barat),  Weleri  (bagian timur), dan daerah  Pegunungan Kendeng  (bagian selatan). Dialek Pekalongan termasuk dialek Bahasa Jawa yang "sederhana" namun "komunikatif". Meskipun ada di Jawa Tengah, dialek Pekalongan berbeda dengan daerah pesisir Jawa lainnya, contohnya Tegal, Weleri/Kendal, dan Semarang. Namun oleh orang  Jogya  atau  Solo , dialek itu termasuk kasar dan sulit dimengerti, sementara oleh orang Tegal dianggap termasuk dialek yang sederajat namun juga sulit dimengerti. Pada abad ke-15 hingga abad ke-17, Pekalongan termasuk daerah Kesultanan Mataram. Awalnya dialek Pekalongan tak berbeda dengan bahasa yang dipergunakan di d

asal usul desa desa di Kajen

KAJEN_ Desa Nyamok_ Nama yang aneh, unik untuk sebuah desa. Sering dikira Nyamuk, padahal penulisan dan pengucapan yang benar adalah NYAMOK, menggunakan huruf “o”. Kenapa diberi nama Nyamok? ada sebuah kisah yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut : Di wilayah Pekalongan bagian selatan ada Bupati bernama Luwuk. Beliau mencintai seorang gadis bernama Dewi Sekar Tanjung. Sang Bupati berkenan untuk melamar sang gadis, dalam perjalanannya Bupati Luwuk melihat hamparan semak-semak yang sangat luas. Dalam bahasa Jawa dikatakan’  nyamut-nyamut’,  setelah didekati ternyata di semak-semak tersebut banyak didapati pohon  “Keyam”  akhirnya tempat tersebut diberi nama “Nyamok”. Kajen_ Dahulu ada dua adipati yaitu :Adipati Wirokusumo bertempat tinggal di Penjarakan ( sekarang Domiyang, Paningggaran ) dan Adipati Wirodanu yang bertempat tinggal di Luwuk ( Pekiringanalit, Kajen ). Kedua hidup rukun meski hidup berjauhan. Dikisahkan, suatu ketika kedua adipati jalan-jalan ke de

Sejarah Desa Rowosari, Ulujami Pemalang

A.      Latar Belakang Masalah Desa Rowosari merupakan sebuah desa yang masuk di wilayah Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, terletak di daerah  pantai utara ( pantura )  wilayah paling timur dari Kabupaten Pemalang ,  berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan  yang dipisahkan oleh aliran sungai Sragi. Keberadaan Rowosari dapat dibuktikan berdasarkan berbagai temuan arkeologis. Temuan itu berupa punden berundak/candi, kuburan dan batu nisan di dukuh Jagalan (nisan etnis cina). Selain itu bukti arkeologis yang menunjukkan adanya unsur-unsur kebudayaan Islam juga dapat dihubungkan seperti adanya makam/kuburan Among Jiwo di pemakaman  Tenggulun/ Trenggulun , yang juga memiliki misi untuk mengislamkan penduduk setempat. Dewasa ini m asih banyak masyarakat yang belum mengetahui asal-usul tentang Desa Rowosari, baik dari sejarah maupun cerita rakyat, mitos, legenda yang membahas tentang Desa Rowosari, termasuk nama-nama  dan pengertian arti kata   dari masing-masing  dukuh/dusu