Terletak ditepian pematang sawah, situs yang masyarakat sekitar menyebutnya sbg "candi gamelan" ini terdapat beberapa batuan yang serupa bentuk gamelan, selain itu terdapat umpak, batu dakon dan menhir dengan ukuran kecil yang merupakan ciri budaya megalitik, hal ini nampak jelas dengan adanya batu yang digunakan berupa satu batu tunggal (monolit), dengan pola melingkar. nah pada zaman Megalitikum, para arkeolog sendiri menyebutkan bahwa situs semacam ini biasanya dipakai sebagai sarana pemujaan sebagai implementasi kepercayaan Animisme dan Dinamisme. jadi sebelum kedatangan agama agama yang ada sekarang, moyang kita sudah memiliki sistem pantheon-nya sendiri.
Di luar pembahasan ilmiah, masyarakat Sastrodirjan sendiri memiliki kisah kearifan lokal tentang situs ini juga menjadi asal usul nama desa Sastrodirjan dan nama Wonopringgo. mereka mempercayai bahwa situs ini peninggalan Sunan Kalijaga sebagai metode dakwah dalam menyebarkan agama Islam di desa tersebut, saat itu Sunan Kalijaga mendapat perlawanan dari sesepuh wilayah itu bernama Ki Sastro dan Ki Dirjan, hingga dipakailah unsur budaya untuk menarik warga dalam berdakwah. hal itu membuat kakak beradik Ki Sastro dan Ki Dirjan semakin berang, dan mereka mencuri lalu menyembunyikan perangkat gamelan milik Sunan Kalijaga tersebut sampai keduanya wafat. setelah dakwah berhasil Sunan meninggalkan desa tersebut dan diketahuilah dimana Ki Sastro dan adiknya menyembunyikan gamelan yang telah berubah menjadi batu.
Di luar pembahasan ilmiah, masyarakat Sastrodirjan sendiri memiliki kisah kearifan lokal tentang situs ini juga menjadi asal usul nama desa Sastrodirjan dan nama Wonopringgo. mereka mempercayai bahwa situs ini peninggalan Sunan Kalijaga sebagai metode dakwah dalam menyebarkan agama Islam di desa tersebut, saat itu Sunan Kalijaga mendapat perlawanan dari sesepuh wilayah itu bernama Ki Sastro dan Ki Dirjan, hingga dipakailah unsur budaya untuk menarik warga dalam berdakwah. hal itu membuat kakak beradik Ki Sastro dan Ki Dirjan semakin berang, dan mereka mencuri lalu menyembunyikan perangkat gamelan milik Sunan Kalijaga tersebut sampai keduanya wafat. setelah dakwah berhasil Sunan meninggalkan desa tersebut dan diketahuilah dimana Ki Sastro dan adiknya menyembunyikan gamelan yang telah berubah menjadi batu.
Komentar
Posting Komentar