Langsung ke konten utama

Mitologi Berdirinta Desa Bugangan Kedungwuni

                       



Desa Bugangan Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan

Desa Bugangan Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan, Letak Geografis Desa Bugangan Kec. Kedungwuni , Sebelah Utara  : Desa Tangkil Kulon ,Sebelah Selatan : Desa Kemasan ,Sebelah Barat : Desa Rengas,Sebelah Timur : Desa Karangdowo, Desa Bugangan terdiri dari 4 dusun Bugangan Barat , Bugangan Tengah ,Bugangan Timur, Bugangan Gending. 
Sejarah Desa Desa Bugangan Kec. Kedungwuni
Pada zaman dahulu kala ada ada seorang kakak beradik, mereka bernama sosro dan banyak ngampar. Keduanya berselisish paham sehingga terjadi perkelahian yang sangat dahsyat, agar perkelahian tersebut tidak berlarut-larut akhirnya banyak ngampar berinisiatif menghindari banyak sosro dengan cara berenang di sungai yang mana sungai tersebut bernama sungai sengkarang. Setelah lama berenang akhirnya banyak ngampar terdampar (bahsa jawa: kemasang) di suatudaerah,hingga akhirnya banyak ngampar ditolong warga di daerah tersebut.
Kemudian banyak ngampar menceritakan kejadian yan dialaminya, dia berkelahi dengan saudaranya sendiri yang bernama banyak sosro. Setelah bercerita panjang lebar apa yang sebenarnya terjadi akhirnya tokoh masyarakat daerah tersebutberjanji akan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Hingga akhirnya suatu suatu hari banyak banyak sosro tiba di daerah tersebut. Selanjutnya tokoh masyarakat di daerah di daerah itu langsung mempertemukan kakak beradik itu untuk diajak bermusyawarah agar supaya berdamaidan rukun kembali sebagai layaknya seorang seorang kakak adik, setelah melalui perdebatan yang sengit akhirnya keduanya bisa didamaikan.
Karena daerah tersebut mampu mrndamaikan kedua kakak beradik yang terlibat perkelahian yang sangat sengit akhirnya masyarakat daerah tersebut member nama daerah itu desa BUGANGAN yang artinya Tempat Perdamaian.
Data - Data dari Desa. Buagangan Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan. Silahkan masukan pada koment ya nanti saya masukan ke dalam postingan yang ingin menambahkan info terbaru tenatng Ds. Bugangan Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan.

refrensi ; http://kabupatenkajen.blogspot.com/2013/10/desa-bugangan-kec-kedungwuni-kab.html
ShareThis Copy and Paste

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Bahasa Jawa Dialek Pekalongan

Bahasa Jawa Pekalongan  atau  Dialek Pekalongan  adalah salah satu dari dialek-dialek  Bahasa Jawa  yang dituturkan di pesisir utara tanah Jawa, yaitu daerah  Jawa Tengah  terutama di  Kota Pekalongan  dan  Kabupaten Pekalongan . Dialek Pekalongan termasuk bahasa "antara" yang dipergunakan antara daerah  Tegal  (bagian barat),  Weleri  (bagian timur), dan daerah  Pegunungan Kendeng  (bagian selatan). Dialek Pekalongan termasuk dialek Bahasa Jawa yang "sederhana" namun "komunikatif". Meskipun ada di Jawa Tengah, dialek Pekalongan berbeda dengan daerah pesisir Jawa lainnya, contohnya Tegal, Weleri/Kendal, dan Semarang. Namun oleh orang  Jogya  atau  Solo , dialek itu termasuk kasar dan sulit dimengerti, sementara oleh orang Tegal dianggap termasuk dialek yang sederajat namun juga sulit dimengerti. Pada abad ke-15 hingga abad ke-17, Pekalongan termasuk daerah Kesultanan Mataram. Awalnya di...

Sejarah Desa Rowosari, Ulujami Pemalang

A.      Latar Belakang Masalah Desa Rowosari merupakan sebuah desa yang masuk di wilayah Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, terletak di daerah  pantai utara ( pantura )  wilayah paling timur dari Kabupaten Pemalang ,  berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan  yang dipisahkan oleh aliran sungai Sragi. Keberadaan Rowosari dapat dibuktikan berdasarkan berbagai temuan arkeologis. Temuan itu berupa punden berundak/candi, kuburan dan batu nisan di dukuh Jagalan (nisan etnis cina). Selain itu bukti arkeologis yang menunjukkan adanya unsur-unsur kebudayaan Islam juga dapat dihubungkan seperti adanya makam/kuburan Among Jiwo di pemakaman  Tenggulun/ Trenggulun , yang juga memiliki misi untuk mengislamkan penduduk setempat. Dewasa ini m asih banyak masyarakat yang belum mengetahui asal-usul tentang Desa Rowosari, baik dari sejarah maupun cerita rakyat, mitos, legenda yang membahas tentang Desa Rowosari, termasuk nama-nama  dan peng...

Sejarah Ponpes Ribatul Muta’allimin (Ribat) di Landungsari Pekalongan

Pondok Pesantren Ribatul Muta’allimin, Landungsari Pekalongan atau yang biasa juga disebut Pondok Grogolan, didirikan oleh almukarrom walmaghfur-lah K.H. Saelan pada tahun 1921 M. Beliau adalah putra dari kiai Muchsin bin Kiai Abdulloh ( Syaih Tholabuddin ) bin Kiai Chasan. Kiai Chasan ini adalah seorang kiai dari Kerajaan Mataram. Semasa muda, KH. Saelan mengaji dan menuntut ilmu kepada Kyai Maliki (Landungsari) dan Habib Hasyim (Pekalongan). Beliau juga nyantri kepada KH. Dimyati, Tremas, Pacitan dan Syaikhona KH.R. Cholil bin Abdul Latif atau biasa disebut Syeikh Cholil Bangkalan (Madura). Setelah berguru kepada kedua ulama besar tersebut, KH. Saelan kemudian mendirikan Pondok Pesantren di Desa Landungsari. Pada mulanya KH. Saelan mendirikan Pondok Pesantren dengan membangun sebuah surau (musholla) kecil yang sederhana dengan atap daun rumbia dan lantainya masih berupa tanah. Di surau itulah KH. Saelan mengajar santri-santrinya dengan sistem pengajian sorogan dan bandungan. Mul...