Langsung ke konten utama

Rogoselo dan sejarahnya

                   
Desa Rogoselo adalah sebuah desa yang terletak di Kab. Pekalongan Kec. Doro Jawa Tengah, Di mana masyarakatnya sangat kuat dalam menjalankan agama. Desa Rogoselo di ambil dari nama " Rogo" yang artinya badan, sedangkan " Selo" yang berarti batu. Menurut cerita yang saya ketahui pada zaman dahulu kala ada seorang yang bernama "KI ATAS ANGIN" orang yang sangat sakti dan berjiwa kesatria dan juga sangat kuat dalam menjalankan perintah agama. Dia juga termasuk salah satu murid kesayangan SUNAN KALI JOGO ( WALI SONGO) .
KI ATAS ANGIN selalu di musuhin oleh orang belanda, salah satunya oleh BARON SEKEBER.
Baron sekeber orang belanda yang juga sakti mandra guna. Dia mencintai istri Ki Atas Angin karena kecantikannya.
Pada suatu ketika Baron Sekeber mengajak Ki Atas Angin untuk melihat pertunjukan wayang di mana dalangnya adalah Sunan Kali Jogo. Ternyata Baron Sekeber mengajak Ki Atas Angin karena ada maksud di balik semua itu, dengan diam-diam Baron Sekeber pergi meninggalkan Ki Atas Angin dan Baron Sekeber membawa pergi istri Ki Atas Angin yang di tinggal di rumah sendirian. Karena Ki Atas Angin merasa di bohongi oleh Baron Sekeber lalu beliau minta bantuan ke Sunan Kali Jogo . Karena Sunan Kali Jogo adalah salah satu wali yang sangat berbudi luhur Beliaupun membantu Ki Atas Angin yang meminta bantuan ke padanya dengan cara Ki Atas Angin di suruh masuk ke layar pertunjukan wayang. Dan dengan sekejap mata Ki Atas Angin sampai di rumah. Setelah sampai di rumah betapa terkejutnya Beliau mendapati istrinya sudah tidak ada. Tanpa berpikir panjang Ki Atas Angin pergi mencari Baron Sekeber yang telah membawa kabur istrinya. Diapun terbang dan tidak lama kemudian dia melihat Baron Sekeber . Lalu Ki Atas Angin terus mengejar ngejar Baron Sekeber. Merekapun saling mengadu kekuatan ,karena mereka sama sama sakti maka pertempuranpun berlangsung sangat lama.
Mereka saling serang saling tangkis sampai mereka tidak tau kalau waktu sudah gelap.
Sampai beberapa lama mereka terus melakukan perkelahian. Tapi setelah mereka saling serang Ki Atas Angin yang memenangkan pertarungan dan baron sekeber pun terus di kejar kemanapun dia pergi. Sampai di suatu tempat Baron Sekeber masuk kedalam batu dan KI Atas Angin terus menunggu sampai Bron Sekeber muncul .Tapi karena sampai beberapa hari Baron Sekeber tidak muncul juga maka Ki Atas Angin pun menunggu sampai sekarang di dalam batu yang berada di depannya sampai sekarang.
Setelah sekian tahun ada seorang penduduk yang memotong hidung salah satu patung , maka sesampainya di rumah penduduk itu tidak lama kemudian sakit dan meninggal.
Sampai saat ini warga di kampungku menjadikan tempat itu sebagai tempat keramat yang setiap bulannya sering di kunjungi oleh masyarakat dari mana saja.
Itulah sepenggal cerita yang dapat saya sampaikan, sebenarnya masih banyak lagi cerita tentang kampungku. Insya Allah kalau tidak ada halangan saya akan menulis cerita tentang kampungku yang banyak mengandung misteri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Bahasa Jawa Dialek Pekalongan

Bahasa Jawa Pekalongan  atau  Dialek Pekalongan  adalah salah satu dari dialek-dialek  Bahasa Jawa  yang dituturkan di pesisir utara tanah Jawa, yaitu daerah  Jawa Tengah  terutama di  Kota Pekalongan  dan  Kabupaten Pekalongan . Dialek Pekalongan termasuk bahasa "antara" yang dipergunakan antara daerah  Tegal  (bagian barat),  Weleri  (bagian timur), dan daerah  Pegunungan Kendeng  (bagian selatan). Dialek Pekalongan termasuk dialek Bahasa Jawa yang "sederhana" namun "komunikatif". Meskipun ada di Jawa Tengah, dialek Pekalongan berbeda dengan daerah pesisir Jawa lainnya, contohnya Tegal, Weleri/Kendal, dan Semarang. Namun oleh orang  Jogya  atau  Solo , dialek itu termasuk kasar dan sulit dimengerti, sementara oleh orang Tegal dianggap termasuk dialek yang sederajat namun juga sulit dimengerti. Pada abad ke-15 hingga abad ke-17, Pekalongan termasuk daerah Kesultanan Mataram. Awalnya dialek Pekalongan tak berbeda dengan bahasa yang dipergunakan di d

asal usul desa desa di Kajen

KAJEN_ Desa Nyamok_ Nama yang aneh, unik untuk sebuah desa. Sering dikira Nyamuk, padahal penulisan dan pengucapan yang benar adalah NYAMOK, menggunakan huruf “o”. Kenapa diberi nama Nyamok? ada sebuah kisah yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut : Di wilayah Pekalongan bagian selatan ada Bupati bernama Luwuk. Beliau mencintai seorang gadis bernama Dewi Sekar Tanjung. Sang Bupati berkenan untuk melamar sang gadis, dalam perjalanannya Bupati Luwuk melihat hamparan semak-semak yang sangat luas. Dalam bahasa Jawa dikatakan’  nyamut-nyamut’,  setelah didekati ternyata di semak-semak tersebut banyak didapati pohon  “Keyam”  akhirnya tempat tersebut diberi nama “Nyamok”. Kajen_ Dahulu ada dua adipati yaitu :Adipati Wirokusumo bertempat tinggal di Penjarakan ( sekarang Domiyang, Paningggaran ) dan Adipati Wirodanu yang bertempat tinggal di Luwuk ( Pekiringanalit, Kajen ). Kedua hidup rukun meski hidup berjauhan. Dikisahkan, suatu ketika kedua adipati jalan-jalan ke de

Sekilas tentang Wiradesa

SEKILAS TENTANG WIRADESA Wiradesa adalah nama lain dari Desa Ketandan nama wiradesa diambil dari "wira" yang artinya Prajurit dan "Desa" adalah desa. Dahu sebelum dinamakan wiradesa desa ini namanya Ketandan atau Ki-tando nama seorang "tetua" penghuni desa. Dan, diperkirakan setelah desa ini dipakai untuk menampung para prajurit Bahureksa yang hendak diberangkatkan menyerang Batavia banyak yang m enyebut perkampungan Prajurit atau Wiradesa desa di kecamatan Wiradesa, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Di Kecamatan ini banyak pengrajin batik yang dilakukan secara tradisional, baik batik tulis, batik lukis,batik abstrak, batik cap dll. Batik yang terkenal sampai kawasan asia dan timurtengah pun di produksi disini salah satunya yang paling terkenal adalah INDOLOGO BATIK yang terletak di belakang gedung Kopindo yang pemasaranya sampai di Thailand, Singapore , Malaysia hingga ke Arab saudi. Pada jaman dahulu di kelurahan Bener kecamatan Wiradesa ada koperas