Langsung ke konten utama

Sejarah RSUD Kraton

                  
SEJARAH SINGKAT RSUD KRATON, PEKALONGAN

Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan berada diwilayah Kotamadya Pekalongan, namun pemilikannya adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan. Hal ini tidak terlepas dari sejarah yang melatar belakanginya.
Semula Pemerintah Kabupaten Pekalongan memiliki Rumah Sakit yang terletak didesa Kalisari. Dengan berlakunya Undang-undang No. 9 tahun 1966 tentang Pembentukan Kabupaten Batang, desa Kalisari masuk wilayah Kabupaten Batang. Sehingga Rumah Sakit yang berada didesa Kalisari tersebut berpindah kepemilikannya menjadi milik Pemerintah Daerah Kabupaten Batang . Sejak saat itu Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan tidak memiliki Rumah Sakit.
Rumah Sakit Kraton semula dikelola oleh misi Katolik yang pada bulan Juli 1954 pengelolanya diserahkan kepada Pemerintah Kotamadya Pekalongan. Pada perjalanan pengelolaan Rumah Sakit, Pemerintah Daerah Kotamadya Pekalongan mengalami banyak hambatan. Sehingga pada Sidang DPRD DGR tanggal 20 September 1966, diputuskan bahwa pengelolaan Rumah Sakit Kraton diserahkan kepada Pemerintah Daerah Propinsi Daerah tingkat. I Jawa Tengah dengan alasan :
1. Pemanfaatan RSUD Kraton lebih banyak oleh penduduk diluar kotamadya Pekalongan
2. Setiap bulan Pemerintah Daerah Kotamadya Pekalongan mengalami defisit rata-rata Rp.12.000;-
3. Usaha untuk mendapatkan subsidi dari Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah tidak berhasil.
Pada tanggal 23 Januari 1967, Oleh Gurbernur Kepala Daerah Propinsi Dari I Jawa Tengah Pengelola Rumah Sakit diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tk II Kabupaten Pekalongan.
erkat perjuangan yang keras dari segenap jajaran Rumah Sakit maka pada tanggal 30 Januari 1995, dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No : 96 / Menkes / SK / I / 1995, maka RSUD Kabupaten Pekalongan dinaikkan kelasnya dari Rumah Sakit Pemerintah Kelas C menjadi kelas B non Pendidikan.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan mutu pelayanan kesahatan peripurna yang dilakukan Rumah Sakit Pemerintah sebagai unit sosio ekonomi , maka dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan No 5 tahun 1995 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Tingkat II Pekalongan menajdi Unit Swadana Daerah dan telah mendapatkan Pengesahan dari Menteri Dalam Negeri No 445.33-177, maka secara resmi Rumah Skait Umum Kabuapten Pekalongan menjadi Unit Swadana Daerah dengan dengan sebutan Rumah Sakit Umum Daerah Unit Swadana Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan, dan Pada Tahun 2003 ditetapkan dengan Perda No 11 Th 2003 tentang Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan sampai dengan sekarang menjadi Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan.
 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Bahasa Jawa Dialek Pekalongan

Bahasa Jawa Pekalongan  atau  Dialek Pekalongan  adalah salah satu dari dialek-dialek  Bahasa Jawa  yang dituturkan di pesisir utara tanah Jawa, yaitu daerah  Jawa Tengah  terutama di  Kota Pekalongan  dan  Kabupaten Pekalongan . Dialek Pekalongan termasuk bahasa "antara" yang dipergunakan antara daerah  Tegal  (bagian barat),  Weleri  (bagian timur), dan daerah  Pegunungan Kendeng  (bagian selatan). Dialek Pekalongan termasuk dialek Bahasa Jawa yang "sederhana" namun "komunikatif". Meskipun ada di Jawa Tengah, dialek Pekalongan berbeda dengan daerah pesisir Jawa lainnya, contohnya Tegal, Weleri/Kendal, dan Semarang. Namun oleh orang  Jogya  atau  Solo , dialek itu termasuk kasar dan sulit dimengerti, sementara oleh orang Tegal dianggap termasuk dialek yang sederajat namun juga sulit dimengerti. Pada abad ke-15 hingga abad ke-17, Pekalongan termasuk daerah Kesultanan Mataram. Awalnya dialek Pekalongan tak berbeda dengan bahasa yang dipergunakan di d

asal usul desa desa di Kajen

KAJEN_ Desa Nyamok_ Nama yang aneh, unik untuk sebuah desa. Sering dikira Nyamuk, padahal penulisan dan pengucapan yang benar adalah NYAMOK, menggunakan huruf “o”. Kenapa diberi nama Nyamok? ada sebuah kisah yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut : Di wilayah Pekalongan bagian selatan ada Bupati bernama Luwuk. Beliau mencintai seorang gadis bernama Dewi Sekar Tanjung. Sang Bupati berkenan untuk melamar sang gadis, dalam perjalanannya Bupati Luwuk melihat hamparan semak-semak yang sangat luas. Dalam bahasa Jawa dikatakan’  nyamut-nyamut’,  setelah didekati ternyata di semak-semak tersebut banyak didapati pohon  “Keyam”  akhirnya tempat tersebut diberi nama “Nyamok”. Kajen_ Dahulu ada dua adipati yaitu :Adipati Wirokusumo bertempat tinggal di Penjarakan ( sekarang Domiyang, Paningggaran ) dan Adipati Wirodanu yang bertempat tinggal di Luwuk ( Pekiringanalit, Kajen ). Kedua hidup rukun meski hidup berjauhan. Dikisahkan, suatu ketika kedua adipati jalan-jalan ke de

Sekilas tentang Wiradesa

SEKILAS TENTANG WIRADESA Wiradesa adalah nama lain dari Desa Ketandan nama wiradesa diambil dari "wira" yang artinya Prajurit dan "Desa" adalah desa. Dahu sebelum dinamakan wiradesa desa ini namanya Ketandan atau Ki-tando nama seorang "tetua" penghuni desa. Dan, diperkirakan setelah desa ini dipakai untuk menampung para prajurit Bahureksa yang hendak diberangkatkan menyerang Batavia banyak yang m enyebut perkampungan Prajurit atau Wiradesa desa di kecamatan Wiradesa, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Di Kecamatan ini banyak pengrajin batik yang dilakukan secara tradisional, baik batik tulis, batik lukis,batik abstrak, batik cap dll. Batik yang terkenal sampai kawasan asia dan timurtengah pun di produksi disini salah satunya yang paling terkenal adalah INDOLOGO BATIK yang terletak di belakang gedung Kopindo yang pemasaranya sampai di Thailand, Singapore , Malaysia hingga ke Arab saudi. Pada jaman dahulu di kelurahan Bener kecamatan Wiradesa ada koperas